印尼内容

Untuk merangkum secara menyeluruh capaian manajemen kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan hidup (EHS) pada Kuartal Pertama tahun 2025, menganalisis secara tepat permasalahan yang ada serta menyusun tugas penting untuk tahap selanjutnya untuk memastikan sistem manajemen EHS di Site Kawasan Industry Morowali Utara (NNI) berjalan secara efisien dan berkelanjutan, Komite Manajemen EHS baru-baru ini mengadakan Rapat Pemaparan Tanggung Jawab EHS Kuartal Pertama oleh penanggung jawab dari setiap departemen yang bertempat di ruang rapat 1# gedung administrasi site. Rapat ini dihadiri oleh ketua komite, para penanggung jawab dari setiap departemen, serta anggota inti tim manajemen EHS, dengan total 26 orang, melalui peninjauan sistematis terhadap hasil kerja, analisis mendalam atas kekurangan dalam manajemen, dan penetapan arah perbaikan yang tepat sasaran, rapat ini telah meletakkan dasar yang kokoh bagi optimalisasi dan peningkatan sistem manajemen EHS.

Merangkum capaian, menghadapi masalah secara langsung: pemaparan tanggung jawab mendorong peningkatan

Dalam rapat tersebut, para penanggung jawab utama dari departemen-departemen penting di site seperti Departemen Ferronickel, Nickel Matte, PLTU, Departemen Equipment, dan Departemen Supply Chain Management secara bergiliran menyampaikan laporan pertanggungjawaban EHS masing-masing, setiap departemen memberikan rangkuman menyeluruh mengenai pencapaian target EHS pada Kuartal Pertama, pemeriksaan dan penanganan potensi bahaya, kemajuan tugas-tugas utama, pelatihan dan edukasi karyawan, serta pelaksanaan simulasi tanggap darurat. Diketahui bahwa indikator kinerja utama sistem manajemen kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan hidup (EHS) pada kuartal pertama di site telah berhasil dicapai dengan baik.

Memperkuat dasar keselamatan di tingkat dasar, serta memperkuat pembangunan kemampuan pelaksanaan tugas

Berkenaan dengan kekurangan keterampilan yang aktual pada karyawan asal Indonesia dan kurangnya pengalaman operasional pada karyawan asal Tiongkok, Departemen Emergency Management menerapkan strategi pelatihan dua arah, mengorganisir setiap departemen untuk mulai menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) yang terlokalisasi dan multibahasa, serta mengintegrasikan pengetahuan inti seperti parameter proses dan pemeliharaan peralatan ke dalam sistem evaluasi bulanan. Pada saat yang sama, site juga menerapkan standar pelaksanaan tugas “Empat Satu” bagi manajemen tingkat menengah dan dasar, yaitu melaksanakan tanggung jawab melalui partisipasi dalam briefing pra-kerja, penyelenggaraan inspeksi keselamatan, pelaksanaan aktivitas keselamatan, dan tindakan pelaksanaan tugas yang spesifik lainnya untuk memastikan tanggung jawab manajemen.

Membangun mekanisme tata kelola kolaboratif, mengatasi masalah perbaikan potensi bahaya

Untuk mengatasi masalah yang berkelanjutan terkait dengan “utang perbaikan yang belum selesai dan masalah baru yang muncul” site menerapkan mekanisme tata kelola kolaboratif lintas departemen untuk menutup celah manajerial. Setiap departemen melaksanakan manajemen seluruh rantai terhadap potensi bahaya di area tanggung jawabnya melalui mekanisme “inspeksi mandiri dan perbaikan-follow-up proses-penerimaan dan penutupan” memperjelas penanggung jawab atas potensi bahaya, batas waktu perbaikan, serta standar penerimaan, progres perbaikan diperbarui setiap hari guna mewujudkan “tanggung jawab dapat ditelusuri, progres dapat divisualisasikan, dan peringatan dini terhadap keterlambatan”.

Membina budaya keselamatan proaktif dan mendorong transformasi mode manajemen

Rapat tersebut secara khusus menekankan bahwa pekerjaan keselamatan produksi harus mencapai tujuan kunci “tiga transformasi”. yaitu pekerjaan keselamatan produksi tidak hanya harus mencakup secara menyeluruh pencegahan risiko eksternal, tetapi juga harus memperkuat pada peningkatan manajemen internal, melalui penekanan tanggung jawab secara ketat, alur pengendalian yang rinci, serta membina budaya keselamatan secara proaktif, mewujudkan secara nyata transformasi dari “reaktif menangani” menjadi “pencegahan proaktif”. Setiap departemen harus memegang teguh sikap “zero toleransi”, secara tegas menangani berbagai potensi bahaya keselamatan, dan berupaya sepenuhnya untuk memastikan pencapaian target keselamatan tahunan dengan lancar.

Penyelenggaraan rapat ini menandai bahwa manajemen keselamatan kerja di Site Kawasan Industry Morowali Utara telah memasuki tahap baru dalam peningkatan sistematis. Melalui pembangunan sistem manajemen keselamatan terpadu yang mencakup “partisipasi seluruh karyawan, pengendalian seluruh proses, dan cakupan seluruh elemen”, membangun benteng keselamatan yang kokoh dan tak tergoyahkan demi mendukung pengembangan perusahaan yang berkualitas tinggi.