奋斗者·印尼志|技改先锋杨健:用热与汗铺就产线通途
Pejuang di Negeri Seberang: Kisah Yang Jian, Pelopor Teknologi yang Bangun Jalur Produksi dengan Keringat dan Semangat

新闻 人气:0 发布时间:2025-07-11

印尼内容

Mereka menempuh jarak jauh, meninggalkan tanah air dan menjejakkan kaki di negeri seberang. Meski berbeda bahasa dan budaya, semangat mereka tak pernah luntur. Dengan kerja keras dan keringat, mereka mendorong naiknya produktivitas, dan dengan kekompakan, mereka menghubungkan setiap tahap penting dari pembangunan hingga operasional. Mulai hari ini, Wilayah Indonesia menghadirkan rubrik Fungtador·Kisah Indonesia, yang akan merekam langkah para pelopor di lapangan—sebagai bukti nyata semangat dan ketekunan tanpa batas.

Mengawal Pembangunan fasilitas Industri dari Nol

Pada 2022, saat pandemi belum sepenuhnya reda, Yang Jian mengambil keputusan besar: meninggalkan kampung halaman dan berangkat sendiri ke Sulawesi, Indonesia. Ini bukan sekadar keluar dari zona nyaman, tapi langkah awal menuju kiprah internasional. Saat itu, proyek Morowali masih dalam tahap pembangunan, dan sistem kiln pengering belum terbentuk. Tanpa ragu, ia langsung turun ke lapangan, menangani gambar teknis, pemasangan, hingga koordinasi peralatan.

Berbekal delapan tahun pengalaman, Yang cepat menjadi andalan teknis dan manajerial. Setelah sukses mengawal jalur produksi pertama, ia diangkat sebagai Wakil Kepala Bengkel Kiln, bertanggung jawab atas produksi, perawatan, keselamatan, dan inovasi teknis—menjadi sosok kunci dalam menjaga kestabilan produksi.

1.jpg

Langkah Demi Langkah : Terobosan Tanpa Jalan Mundur

“Kalau kiln pengering tidak bisa stabil menghasilkan output, maka tungku tiup otomatis tidak bisa jalan.” Begitu Yang Jian mengenang tekanan besar saat awal proyek peningkatan kapasitas kiln dimulai. Kondisi di lapangan jauh dari ideal: kadar air bijih tinggi, efisiensi pertukaran panas rendah, dan struktur kiln belum memadai. Semua ini membuat kapasitas produksi tidak mampu memenuhi kebutuhan lini belakang, mengganggu ritme peleburan dan keseimbangan material secara keseluruhan.

Menghadapi hambatan ini, Yang memimpin tim untuk melakukan peningkatan teknis menyeluruh, mulai dari alur proses, struktur peralatan, hingga parameter operasi. Masalah seperti waktu tinggal material yang terlalu singkat dan efisiensi panas yang rendah diatasi dengan mengatur ulang struktur dalam kiln serta mengoptimalkan irama pemasukan dan pengeluaran material. Mereka juga melakukan berbagai uji coba dalam konfigurasi bahan bakar dan media pemanas, hingga tercapai efisiensi panas yang maksimal dan pengendalian suhu yang presisi. Langkah-langkah ini menjadi kunci keberhasilan peningkatan kapasitas kiln dan menghasilkan solusi yang bisa diterapkan di lini produksi lain.

Dalam keterbatasan waktu dan sumber daya, Yang menerapkan prinsip manajemen empat kuadran, membagi tugas kompleks menjadi bagian kecil dan fokus pada prioritas bernilai tinggi. Ia konsisten mendorong budaya kerja berbasis hasil dan tanggung jawab jelas di setiap tahap perbaikan. Bersama tim, ia juga menelusuri referensi teknis, berdiskusi lintas fungsi—produksi, teknik, vendor—dan akhirnya merancang struktur komposit khusus yang sesuai dengan kondisi nyata di Morowali: bijih basah, suhu tinggi, dan lingkungan korosif. Desain ini terbukti mampu memperpanjang waktu tinggal material di zona panas dan meningkatkan efisiensi pertukaran panas secara signifikan.

“Kami lakukan modifikasi bertahap sambil produksi berjalan. Setiap hari ada penyesuaian sudut spiral, irama input-output, sampai akhirnya stabil,” jelas Yang. Di balik setiap pencapaian teknis, tersimpan banyak malam panjang, lembur, dan keringat di depan tungku panas.

Hasilnya sangat memuaskan: output pengering naik 46% dari desain awal, konsumsi batubara per ton turun 11,5%, menghemat ribuan ton lignit per tahun per lini, sekaligus menjadi penopang penting strategi efisiensi energi perusahaan.

2.jpg

Teguh di Garis Depan: Si Pekerja Keras di Tengah Tantangan

Dalam pembangunan tahap kedua proyek kiln pengering, Yang Jian tetap terlibat penuh, mulai dari pemasangan alat, optimalisasi konstruksi, pengendalian proses uji coba, pelatihan pekerja, hingga antisipasi risiko. Saat jalur ketiga mulai dibangun, kondisi lapangan sangat minim—listrik dan air belum tersedia. Untuk menjaga progres, Yang bersama tim mendirikan ruang kendali darurat dari seng. Hujan deras di luar, bocor di dalam, perlindungan alat hanya dari plastik, staf bekerja sambil memegang payung. Meski lingkungan panas dan berlumpur, Yang tetap turun langsung, mengatur pemasangan dan uji coba, memastikan semua berjalan tepat. “Ini bukan kantor, tapi tenda hujan plus laboratorium,” ujar rekan-rekannya berseloroh. Tapi dari tempat inilah jalur ketiga akhirnya berhasil diluncurkan.

Pengalaman di tahap pertama ia rangkum jadi panduan teknis, terutama terkait tungku fluidisasi ganda. Ia mengatur ulang aliran udara, campuran material, dan metode pembakaran untuk mengatasi masalah seperti slagging dan sumbatan, menjaga kelancaran produksi di tahap kedua.

Bagi Yang, kerja di Indonesia bukan hanya soal teknis, tapi juga membangun kepercayaan dan menyatukan budaya. “Awalnya kami tak saling paham bahasa,” katanya, “tapi lewat gestur, gambar, dan praktik, kini banyak rekan lokal yang sudah paham instruksi tanpa perlu diterjemahkan.” Ia rutin melatih tim setiap hari, menjelaskan prinsip kerja hingga prosedur darurat. Banyak pekerja Indonesia bahkan rela tinggal lebih lama di pabrik untuk belajar lebih dalam.

Saat ditanya momen paling berkesan, bukan penghargaan yang ia sebut, melainkan satu malam saat kiln rusak mendadak. Di tengah malam panas, tim bekerja keras tanpa henti, pakaian basah kuyup, namun tak ada yang menyerah. “Saat seperti itu,” kata Yang, “yang diuji bukan cuma kemampuan teknis, tapi juga semangat tim dan kepercayaan satu sama lain.”

3.jpg

Tak Pernah Lelah, Sang Perintis Mimpi di Tanah Seberang

Selama berada di Indonesia, Yang Jian tak hanya mendalami sisi teknis, tetapi juga terus bertumbuh dalam hal manajemen. Baginya, makna perjuangan bukan sekadar menyelesaikan tugas, melainkan berani menantang diri, belajar dari proses, dan menjadi penggerak perubahan—itulah yang membuatnya selalu bersemangat.

Di negeri rantau, Yang menulis kisah perjuangannya dengan keringat dan keteguhan hati. Sosok-sosok seperti dia—para “pejuang” di jalur produksi, di samping tungku, dan di balik layar proyek—adalah pilar yang menopang ekspansi dan pencapaian berkelanjutan CBL di luar negeri. Lewat kerja keras dan semangat inovasi, mereka membangun fondasi kokoh bagi kisah sukses CBL di Indonesia.

4.jpg






编者按:他们跨越山海、扎根异乡,语言与文化的差异从未阻隔信念,他们用汗水浇灌出产能攀升的捷报,用默契串联起从建设到投产的每一个高光。即日起,印尼大区推出《奋斗者·印尼志》专栏,记录先锋团队的破局足迹,见证跨越国界的匠心与热忱。


“最让我自豪的,不是达产或是某个瞬间的喜悦,而是整个过程中,那种不断突破、不怕失败的坚持。”面对笔者,莫罗瓦利产业基地干燥窑车间副主任杨健这样说道。


勇挑重担,奔赴热土的“先行者”
       2022年,在全球疫情尚未完全平息之时,杨健做出了人生中一个重要的抉择:背井离乡,独自奔赴千里之外的印尼苏拉威西岛。对他而言,这不仅是一次走出舒适圈的挑战,更是一场勇敢奔赴热土、投身国际化事业的全新开始。彼时,莫罗瓦利产业基地仍处于建设高峰期,干燥窑系统的搭建工作尚属空白。面对重任,杨健没有丝毫犹豫,而是第一时间投身于图纸审查、设备对接、安装规划等一线工作中。

凭借8年干燥窑系统运行管理经验,他很快融入团队,成为技术和管理的双重中坚。在首条侧吹炉产线顺利拉通后,他被任命为干燥窑车间副主任,全面负责车间的生产组织、设备维护、安全环保管理以及技改工作,肩上担起了保产稳产的关键职责。
1.jpg
步步为营,一场没有退路的技改突围

“干燥窑能不能稳定出矿,直接决定了侧吹炉的‘吃饭问题’。”杨健回忆起当时的压力,依然感触颇深。在干燥窑产能提升技改项目启动之初,现实与理想之间的落差令人焦虑:原矿水分高,换热效率低,窑内结构短板等问题导致实际产能远不能满足后方生产需求,严重影响熔炼节奏和整体物料平衡。

面对结构短板与产能瓶颈,杨健带领团队从工艺流程、设备结构和运行参数等方面同步发力,系统推进干燥窑技改工作。针对原有窑体热交换效率低、物料滞留时间短等问题,团队通过优化内部结构配置,调整加料与出料节奏,提升了物料在高温区的运行效率。同时,在换热介质与燃料配置方面进行了多轮调试,逐步实现了热能利用最大化、温度控制精细化,为产能释放扫清了障碍。这一系列精准而实用的举措,成为干燥窑产能提升的关键“组合拳”,不仅解决了制约多时的核心难题,也为后续生产提供了可复制、可推广的经验样板。

面对时间紧、任务重、资源受限的局面,杨健带头推行“四象限法则”,将复杂任务拆解细化,优先处理高紧迫、高价值事项,带领团队反复推演、逐项落实。他将“结果导向”贯穿在每一次班组会上,每一个改造节点都配套“责任到人”的执行机制,团队干劲十足,目标高度统一。

在技改过程中,他带头深入查阅各类工艺资料,组织生产、技术、设备、厂家一起开会讨论,参考不同工况下的应用方案,结合莫罗瓦利基地湿矿、高温、高腐蚀等现场实际,最终提出采用特殊的复合结构设计。该结构不仅有效延长了物料在高温区的停留时间,也显著提升了热交换效率,实现了从理论设计到实用工况的精准匹配。

“我们采取分段试改的方式,一边生产一边优化,不停调整螺旋角度、加料节奏、出料结构,直到最后验证稳定。”杨健说。每一个技术节点的突破,背后是无数个深夜加班的身影与高温炉前的汗水。

最终,技改成果令人振奋:干矿产出较设计产能提升46%;单位湿吨煤耗下降11.5%,单线每年可节约褐煤数千吨,极大缓解了熔炼产线原料紧张问题,也为公司节能降耗战略提供了关键支撑。
2.jpg

坚守一线,艰苦环境中的“实干家”

        不仅如此,在二期干燥窑项目建设中,杨健同样全程参与,从设备安装、施工优化、调试管控到人员培训、风险预判,他事无巨细,亲力亲为。在三号线建设初期,现场条件极其艰苦,甚至连最基本的供电供水都尚未接通。为保障工作推进,杨健与团队在工地一角临时搭建起简易彩钢瓦房作为中控室,外面暴雨倾盆,里面却同样“滴水不断”,设备遮雨靠塑料布,人办公靠头顶雨伞。面对高温潮湿、泥泞积水的环境,他没有丝毫退缩,反而以更坚定的姿态坚守在一线,组织设备进场、指挥安装调试,确保每一项工作环节都精准落实。有人打趣说“这里不是办公室,是雨棚加实验室”,但正是在这样的“临时指挥部”中,杨健带领团队稳扎稳打,为三号线顺利投产打下了坚实基础。

他还将一期运营过程中积累的控制经验系统化总结,特别对双炉膛沸腾炉结构的运行特点进行深入分析,通过调整风配比、物料配比和燃烧方式,从源头控制结焦、卡料等常见难题,确保二期设备平稳达产。

在印尼的工作,不仅是技术的输出,更是文化与信任的融合。杨健特别提到:“虽然最初语言不通,但我们通过手势、图纸、反复实操慢慢磨合,现在很多印尼同事不需翻译就能理解关键操作指令。”他坚持每日带队培训,从设备原理到操作规范再到应急处理,用行动影响人、带动人,“有些印尼员工下班后还自愿留在车间看调试流程,边学边问,进步特别快。”

谈及最难忘的时刻,杨健没有提及某次荣誉,而是讲起某个深夜设备抢修的情景。那晚窑尾突发故障,团队炎热的夜晚连续奋战数小时,浑身湿透,却没有一人退缩。“那种时刻,拼的不只是技术,还有团队的凝聚力和彼此的信任。”
3.jpg

奋斗不止,海外事业的“筑梦人”

在印尼的这段时光里,杨健不仅在技术上持续深耕,更在管理中不断成长。他说:奋斗的意义,从来不是机械地完成任务,而是不断去挑战、去积累、去引领,这才是真正让人热血沸腾的地方。在异国他乡的土地上,杨健用汗水与坚守书写了属于自己的奋斗篇章。而像他一样的奋斗者,也正是中伟海外事业不断拓展、项目持续突破的坚定支撑。他们在产线上、炉台边、项目组里,用脚踏实地与敢于创新,构筑起中伟印尼故事的钢铁脊梁。
4.jpg










发表评论
理性抒发己见,带 * 必填。