Catatan Redaksi:
Mereka datang dari jauh, menetap di negeri seberang. Perbedaan bahasa dan budaya tak pernah melemahkan keyakinan. Dengan kerja keras, mereka mendorong lonjakan produksi dan menyambung setiap tonggak dari pembangunan hingga operasional. Rubrik Pejuang Morowali akan menyoroti jejak langkah tim-tim pionir, dan menyaksikan dedikasi lintas batas yang menginspirasi.
Dari pegunungan Guizhou hingga pesisir Sulawesi, dari operator pengolahan air limbah hingga pemimpin departemen lintas negara—perjalanan Huang Jun selama hampir satu dekade di CNGR adalah bukti bahwa kerja keras bisa mengubah hal mustahil menjadi mungkin. Saat lembaran nikel pertama tercetak di pabrik CNGRDingxing, matanya lelah tapi bibirnya tersenyum—semangat juang telah menjadi bagian dari dirinya sejak hari pertama.
Dari Awal Berdiri hingga Kini: Jejak Panjang di CNGR Sebrangi Samudra
Tahun 2016 menjadi titik balik bagi Huang Jun. Setelah empat tahun bekerja tanpa kepastian, ia mendengar tentang proyek pembangunan CNGR di kampung halamannya, Kawasan Industri Dalong, Tongren, dan langsung memutuskan untuk bergabung.
Ia memulai sebagai staf administrasi, pindah ke perizinan, lalu memilih masuk ke lini produksi di 2017 sebagai operator pengolahan air limbah. Meski keputusan itu dianggap aneh oleh sebagian orang, Huang hanya ingin benar-benar belajar di lapangan. Saat itu, sistem belum matang dan volume limbah besar—lembur dan bangun malam jadi rutinitas. Dari situ ia benar-benar memahami proses produksi.
Kala pabrik masih dalam tahap awal, ia sempat meragukan kemampuannya dan ragu menerima promosi. Namun dorongan dari pimpinan mendorongnya untuk mencoba. Dari operator ke kepala regu, hingga menjadi supervisor, ia terus belajar dan berkembang dari “ikut bekerja” menjadi “memimpin pekerjaan”.
Taklukan Tantangan di Negeri Orang Mulai dari Nol
Pada 8 Maret 2023, Huang Jun tiba di Indonesia, menjalani keputusan besar dalam hidupnya. Ia ingin menyaksikan langsung bagaimana strategi ekspansi global CNGR dijalankan, meski harus menghadapi berbagai tantangan—dari bahasa, iklim, makanan hingga fasilitas kesehatan.
Ia tidak menunggu kondisi ideal. Menurutnya, saat paling sulit justru saat paling butuh keberanian. Ketika tiba, ia disambut pabrik yang belum selesai dibangun dan medan asing. Tanpa ragu, ia langsung menyusun proses, merekrut pekerja, mengurus logistik, dan memberi pelatihan—bahkan makan pun sambil bekerja. “Semuanya dibangun selangkah demi selangkah,” ujarnya.
Membangun Kerangka Kokoh Bengkel Karbon-Nikel Inovasi Tanpa Henti: Aksi Nyata Menuju Terobosan Maksimal Memimpin dengan Teladan
Memulai dari nol di bengkel karbon-nikel jauh lebih sulit dari yang dibayangkan. Pipa sering bocor karena tak tahan tekanan dan panas, sehingga tim harus terus-menerus memperbaiki. Huang memimpin langsung, mengganti material, menguji ulang proses, dan begadang demi mengamati data.
Untuk mencapai target operasional dalam waktu singkat, ia dan tim bekerja tanpa henti selama lebih dari sepuluh malam. Mereka tidur di kantor, makan seadanya, dan tetap bekerja meski kondisi fisik menurun. Saat pipa pembuangan meledak di malam hari, ia memimpin perbaikan dan sistem pulih dalam enam jam—semua tanpa keluhan.
从成本到产能,用行动诠释“极限突破”
Setelah pabrik berdiri, tantangan berikutnya adalah memastikan operasional efisien. Di bawah kepemimpinan Huang, satu lini produksi berhasil melampaui target dua lini awal, menghemat tenaga dan energi secara signifikan.
Ia juga mendorong inovasi: mengganti soda kaustik dengan soda abu yang lebih hemat biaya, mendaur ulang air dari sistem untuk mengurangi penggunaan air murni dan bahan kimia. Setiap perubahan kecil tersebut adalah hasil dari eksperimen dan kerja keras tim, demi efisiensi maksimal
身先士卒,锻造跨国协作的钢铁团
Menghadapi tantangan manajemen lintas budaya, Huang Jun percaya bahwa “kepercayaan adalah jembatan terbaik.” Saat tenaga kerja lokal masih terbatas, ia melakukan pelatihan satu lawan satu: karyawan China melatih karyawan Indonesia. Dalam satu pekerjaan pembersihan tangki, ketika karyawan Indonesia belum mahir, Huang Jun sendiri turun ke tangki, mendemonstrasikan sambil mengajar, hingga mereka benar-benar menguasai. Kini, banyak staf lokal sudah bisa mandiri menangani pekerjaan sehari-hari dan menjadi mitra penting tim Tiongkok.
Mengenang perjalanan selama ini, Huang Jun mengatakan dengan tulus: "Saya tidak lebih pintar dari orang lain. Tapi saya lebih bisa bertahan. Saya percaya, selama kita rajin, mau belajar, pada akhirnya kita akan diakui."
Dari Tongren ke Indonesia, melintasi pegunungan dan samudera, Huang Jun selalu memegang teguh satu tekad sederhana: “Saya hanya ingin punya pekerjaan yang stabil.” Kini, ia telah menciptakan panggungnya sendiri di tanah asing, dan menjadi penerang jalan bagi generasi berikutnya. Di jalan ekspansi global ini, CNGR memiliki semakin banyak pejuang seperti Huang Jun—mereka bukan hanya fondasi pertumbuhan perusahaan, tapi juga pelopor sejati di tanah perantauan ini.
编者按:他们跨越山海、扎根异乡,语言与文化的差异从未阻隔信念,他们用汗水浇灌出产能攀升的捷报,用默契串联起从建设到投产的每一个高光。即日起,印尼大区推出《奋斗者·印尼志》专栏,记录先锋团队的破局足迹,见证跨越国界的匠心与热忱。
从贵州的群山到印尼苏拉威西的海滨,从废水处理操作工到跨国车间管理者,黄军近十载的中伟生涯,刻满了“把不可能变成可能”的奋斗注脚。当中伟鼎兴的第一片镍板成型时,他揉着布满血丝的眼睛笑了——这个曾在铜仁基地连夜苦干废水处理工作的年轻人,早已把“拼搏”二字锻造成了人生的底色。
扎根中伟,九年坚守从未停步
2016年,黄军在人生选择的十字路口迎来了转机。那时的他,已在外漂泊四年,一直没能找到一份稳定的工作。当听说家乡铜仁大龙工业园区有一家叫中伟的公司在建项目,他没有犹豫,毅然加入了这家新兴企业。
他从最初的行政专员转到报批报建,再到2017年正式投身生产一线,从事废水处理。从行政专员到操作工,这一转变在很多人看来颇为意外,但他却说:“我只是想离一线业务近一点,想真正学点东西。”最初进入废水处理岗时,设备远未完善,废水量大,容不得半点懈怠。很多时候,为了防止废水满罐影响生产,他晚上还要爬起来倒废水,加夜班成了常态。“那段时间确实累,但也正是那时我对生产有了最深刻的认识。”
铜仁产业基地彼时才刚起步,厂区仅两三个车间,很多制度和流程都不健全。黄军也曾对自己的能力产生过怀疑,面对晋升机会一度犹豫,担心自己做不好。是领导一句“不要怕错,做了才知道自己能不能”,点燃了他的信心。他从操作工到班长、再到主管,一路摸索前行,也逐渐从“跟着干”成长为“带着干”。
跨洋出征,在未知里劈开一条路
2023年3月8日,黄军踏上了印尼的土地。谈起出海的初衷,他坦言:“真想看看外面的世界,也想亲眼见证中伟出海战略是怎么一步步落地的。”这是一次主动选择的远行,是他职业生涯中最重要的一次转折。面对未知,他也曾反复思考:印尼的医疗条件如何?气候环境、饮食习惯能不能适应?在语言不通、资源紧张的条件下,生活和工作的挑战不容小觑。但他很清楚,越是在公司需要人的时候,越是在项目最关键的起步阶段,就越需要有人勇敢站出来。他说:“我不想等一切都稳定了才来,那样意义不大。我想在最困难的时候冲在前面。”他义无反顾地走出舒适区,奔赴异国他乡,投入一场注定不轻松的硬仗。
当他第一次踏上印尼土地,映入眼帘的是未完工的厂区、陌生的同事和复杂的地形。他没有迟疑,而是迅速进入状态。那时,碳镍车间连一张完整的制度表都没有。他边摸工艺、边定流程,一边招聘员工,一边跑物资、做培训,所有事几乎都要亲自盯。每天奔波在现场与办公室之间,连吃饭都在整理资料。他说:“真的是一件件干、一点点拼出来的。”
从零起步,拼出碳镍车间的“硬骨架”
碳镍车间从零起步,困难远比预想的大。刚开始调试时,因为管道材质不耐压也不耐高温,频繁出现爆管、漏液现象,整个车间几乎天天“擦屁股”。为了解决问题,他一边带队检修设备,一边联系更换为耐压耐高温材质,他和技术部反复实验、调整沉淀比例、温度、pH值,有时深夜三点还守在设备边看数据经过不断的努力逐步解决“浓密机跑混”“带滤机不成饼”等技术难题。
为确保“630投料”到“8月2日出始极片”的目标,他和团队连续通宵作战十余天,倒班协调、流程对接,几乎没一刻清闲。那段日子,他们在办公室打地铺、车间角落泡方便面,白天干活、晚上整理材料,有人眼睛红肿、嗓子沙哑,但没人喊累。一次夜间,海排管道突发爆管,整个系统瘫痪,他连夜组织检修,仅用6小时就恢复了系统运行。那一晚,所有人的眼里布满血丝,但没人抱怨。
从成本到产能,用行动诠释“极限突破”
作为车间负责人,黄军深知,建起来只是第一步,真正的挑战在于高效运营。在他的带领下,团队实现了惊人的突破:原设计两条线年产电镍5万吨,优化工艺后,紧靠一条产线便超过之前两条产线的产能,节省了大量的人力、电力资源。
他推行工艺创新,用纯碱替代液碱进行沉淀,不仅成本更低,操作也更简单;碳酸钠的单吨成本降低,年节约纯碱消耗数千吨;甚至连蒸汽冷凝水、真空泵机封水都被合理回用,用来替代纯水溶解纯碱,最大限度降低纯水消耗与酸耗。这些看似细微的改进,每一项背后都藏着他和团队日夜研究的成果。
身先士卒,锻造跨国协作的钢铁团
面对跨文化管理挑战,黄军坚持“信任是最好的桥梁”。初期车间人员紧缺,他从中国调派的员工里进行一对一带训印尼员工,手把手示范每一道操作。一次清槽作业中,印尼员工不熟练,黄军便跳进反应槽,一边操作一边讲解,直到对方熟练掌握。如今,许多印尼协管员已能独立处理日常问题,成为中方团队的重要帮手。
谈起这些年的成长,黄军感触颇深:“从一个普通操作工一路走到现在,不是我有多聪明,而是我更能坚持。我相信,只要肯干,勤快肯学,总有一天能被看到。”
从铜仁到印尼,跨越山海,黄军始终记得最初的那份愿望——“干一份稳当的工作”。如今,他早已在异国他乡,为中伟的事业撑起一片属于自己的天地,也为无数后来者点亮了一盏前行的灯。在这条不断走向海外、拥抱世界的路上,中伟也有更多像黄军一样的奋斗者。他们不仅是企业发展的基石,更是这片热土上最坚定的拓荒者。