印尼内容

Lelah menyelimuti tiap langkah pagi,
Saat mentari belum temani diri,
Berat beban menekan di pundak,
Di tambang, kisah hidup terjalin nyata.

Debu dan gelap jadi sahabat setia,
Menembus lorong penuh duka dan dera,
Tangan kasar menggenggam alat berat,
Menggali bumi, demi sesuap nafkah.

Tiap tetes keringat jatuh membasahi,
Wajah letih tersapu debu dan jerih,
Jantung berdetak cepat di ruang sempit,
Napasku berat, tapi harus terus.

Kilau batu tak seindah rasa penat,
Dalam lubang, rasa lelah memburat,
Meski gelap, harapan tak pernah padam,
Karna hidup terus berjalan diam-diam.

Terkadang rindu rumah menusuk kalbu,
Anak dan istri menunggu pilu,
Namun tugas memanggil, tak bisa enggan,
Meski tubuh ingin rebah di pangkuan tenang.

Bising mesin bagai nyanyian nestapa,
Menggetarkan jiwa yang mulai lelah,
Setiap hari adalah perjuangan keras,
Mengais rejeki dari bumi yang keras.

Saat malam datang, bintang pun malu,
Melihat wajah letih penuh pilu,
Namun esok kembali harus bertarung,
Dalam kegelapan tambang yang hitam.

Lelah mengikat erat setiap sendi,
Tapi tekad tetap kuat di hati,
Walau jiwa kadang hampir patah,
Aku tetap melangkah, walau tersesat.

Inilah kisah pekerja tambang,
Yang tak pernah lelah berjuang,
Demi hidup dan masa depan,
Dalam lelah, ada harapan.